28 May 2025

10 Tren Bakery Indonesia 2025, Roti Bukan Lagi Sekadar Makanan, Tapi Gaya Hidup

Pernahkah kamu berfikir bahwa sepotong roti bisa bercerita banyak tentang gaya hidup, kesadaran lingkungan, bahkan kesehatan? Di tahun 2025, industri bakery Indonesia berkembang jauh lebih pesat dan menarik daripada sekadar soal rasa dan aroma.

Dari bahan lokal hingga teknologi canggih, dari roti sehat hingga kue vegan, semua berubah. Kalau kamu pelaku bisnis bakery, pencinta kuliner, atau sekadar penikmat croissant di pagi hari, tren ini layak banget kamu simak.

Berikut ini adalah 10 tren bakery Indonesia 2025 yang sedang naik daun dan bisa menjadi inspirasi atau peluang bisnis baru. Yuk, kita bahas satu per satu …

Banner Promo crop (kontak)

1. Roti Sehat, Tren Utama di Tahun 2025

Kini, sehat bukan lagi pilihan,  tapi gaya hidup. Tak heran, roti sehat kian menjadi primadona di meja sarapan. Roti rendah gula, tinggi serat, bahkan gluten-free kini menjadi incaran mereka yang peduli pada tubuh dan energi harian. Tambahan superfood seperti chia seed, oats, dan flaxseed bukan cuma bikin rasa makin kaya, tapi juga memberi nutrisi ekstra yang dibutuhkan tubuh. Nikmatnya dapet, sehatnya pun dapet. Karena siapa bilang makanan lezat tak bisa sekaligus menyehatkan?

2. Bakery Vegan dan Plant-Based Semakin Diminati

Dunia bakery kini makin ramah plant-based. Roti dan kue lezat tak lagi mengandalkan bahan hewani seperti susu, namun sebagai pengganti dapat digunakan oat milk atau almond milk, telur dapat digantikan dengan  replacer, dan mentega? Sudah beralih ke margarin nabati yang tak kalah nikmat. Penggunaan bahan-bahan berbasis nabati atau plant-based sudah merambah ke berbagai produk bakery. Ini bukan sekadar tren,tetapi menjadi bagian dari revolusi gaya hidup yang sadar akan kesehatan.

3. Kembalinya Artisan Bread dengan teknik Slow fermentation

Kita hidup di era serba cepat, tapi untuk urusan roti, banyak orang justru mencari yang ‘pelan dan alami’. Roti artisan seperti sourdough, ciabatta, dan baguette kembali diminati. Proses fermentasi panjang membuat rasa roti menjadi lebih kompleks, alami dan kaya nutrisi. Di kota besar, bakery khusus sourdough makin menjamur. Bahkan, workshop tentang sourdough menjadi kegiatan akhir pekan yang favorit.

4. Bahan Lokal Jadi Bintang Baru di Dunia Bakery

Satu hal yang bikin bangga di tahun 2025: bakery Indonesia mulai berani mengangkat bahan lokal. Tape singkong, ubi ungu, talas, klepon, hingga bumbu rempah khas Indonesia diolah jadi bahan utama kue dan roti. Perpaduan teknik baking Eropa dengan rasa khas Nusantara menciptakan produk yang unik dan bernilai budaya. Selain sebagai tren produk  lokal,yang kaya rasa, namun sekaligus mengangkat identitas budaya.

5. Digitalisasi Bakery: Dari Toko ke Aplikasi

Kalau dulu beli roti harus datang ke toko, sekarang cukup lewat aplikasi. Banyak bakery membuka layanan pre-order online, e-commerce, hingga delivery instan. Bahkan ada bakery yang tidak punya toko fisik, hanya dapur dan platform digital.

Di sisi lain, teknologi baking sudah semakin maju dengan menggunakan oven  dan fermentor otomatis juga mulai digunakan untuk menjaga konsistensi kualitas. Perkembangan dunia bakery zaman sekarang bukan hanya tempat, tapi juga pengalaman digital.

6. Baker Indonesia Makin Profesional dan Mendunia

Bangga menjadi bagian dari dunia bakery Indonesia! Kini, kualitas SDM di industri bakery Indonesia  melesat tajam. Para baker Indonesia tidak  hanya menjadi pemain lokal alias jago kendang, mereka belajar dari berbagai sekolah atau institusi bakery dunia, bahkan  membagikan ilmu lewat kursus sendiri. Akses edukasi pun semakin luas, dari kelas offline sampai tutorial online.

Produk bakery lokal kini tampil memukau, tidak hanya menyajikan kekhasan lokal namun seringkali lebih kreatif, lebih otentik, dan pastinya lebih dekat dengan selera kita. Bakery bukan hanya roti namun sudah menjadi kekhasan  anak  bangsa.

7. Customized bakery menjadi tren baru

Kini, konsumen tidak hanya sekedar membeli roti, mereka menginginkan  roti yang “dibuat untuk mereka”. Gluten-free? Bisa. Tanpa telur dan susu? Siap. Kue ulang tahun dengan desain custom? Tinggal pilih! Tren personalisasi dalam dunia bakery sedang naik daun, dan yang paling dicari adalah toko yang fleksibel, adaptif, dan paham keinginan pasar.

Konsumen ingin merasa spesial, sehingga layanan personal menjadi kunci utama. Memberikan mereka rasa, bentuk, dan cerita yang sesuai disetiap gigitan, akan memberikan sentuhan pribadi yang tak tergantikan.

8. ESG dan Bakery Berkelanjutan

Isue makanan berkelanjutan , menjadi kesadaran di sebagian kalangan., tak terkecuali  di dunia bakery. Semakin banyak bakery  yang mulai sadar dan  peduli terhadap lingkungan sosial. Misalnya dengan memakai kemasan ramah lingkungan, mengelola sisa bahan makanan, atau bermitra dengan petani lokal. Prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) mulai masuk ke industri bakery.

Konsumen muda, terutama Gen Z, akan lebih loyal kepada brand yang memiliki nilai dan misi yang jelas, bukan sekadar jualan. Contoh Praktik Bakery yang  berkelanjutan:

  • Menggunakan bahan baku lokal dan organik.
  • Membuat roti dengan bahan baku yang tidak mengandung pengawet buatan.
  • Mengurangi limbah dengan cara daur ulang dan composting.
  • Menggunakan kemasan yang ramah lingkungan.
  • Menawarkan roti yang bebas dari bahan pengawet dan pewarna buatan.

9. Bakery Sebagai Gaya Hidup dan Konten Sosial Media

Di era media sosial, bakery bukan sekadar soal rasa namun  juga berhubungan dengan gaya. Tampilan manis, warna memukau , dan kemasan yang  estetik kini menjadi magnet perhatian. Banyak orang membeli kue bukan hanya dinikmati rasanya, tapi juga untuk dipamerkan di feed mereka. Produk di foto , diunggah dengan story tertentu, menjadi bagian dari pengalaman makan yang kekinian.

Bakery kini menjelma menjadi statement gaya hidup, bahkan berubah menjadi identitas personal. Apalagi kalau ada kolaborasi unik, seperti bakery X dengan artis tertentu atau bakery X dengan  brand fashion, dijamin langsung viral. Karena hari ini, yang cantik dan lezat akan selalu menjadi perbincangan..

10. Tantangan: Harga Bahan Baku dan Ketergantungan Impor

Di balik tren manis industri bakery, ada tantangan yang tak bisa diabaikan. Banyak bahan utama seperti tepung protein tinggi, mentega, dan keju masih bergantung pada impor. Saat harga global bergejolak, dampaknya langsung terasa mulai  dari ongkos produksi hingga harga jual.

Tapi di sinilah peluang muncul. Para pelaku usaha bakery yang cerdas akan  mulai bergerak: mencari bahan lokal berkualitas, mengolah dengan cara yang lebih kreatif, dan menciptakan produk yang tetap premium tanpa bergantung barang-barang import , karena tantangan adalah bahan baku terbaik untuk inovasi..

Buat kamu yang sedang merintis usaha bakery, ini adalah waktu yang tepat untuk berinovasi. Berani mencoba hal-hal baru, yang terpenting adalah tetap jujur,menjaga  kualitas, berani menyampaikan nilai brand, dan jangan lupa tetap fokus pada kebutuhan konsumen.

Karena di balik setiap potongan roti, ada peluang, cerita, dan masa depan yang bisa kamu bentuk.

Berlangganan dan Download 3 E Book Bagus

Post advert